Salah satu sungai dimandeh | |||
Hamparan hijaunya perbukitan, dipadu dengan tepian pantai yang landai dengan airnya yang jernih dan lautnya yang biru ditambah riah ombak kecil yang bergulung beraturan menambah daya pesona Kawasan Wisata Mandeh. Sebuah objek wisata yang terletak di kecamatan Koto XI Tarusan dengan luas sekitar 8.632 ha. Kampung Mandeh salah satu kawasan wisata yang sangat potensial sekali dibidik menjadi arena wisata bahari kawasan pantai barat Sumatera. Penduduknya yang ramah didukungan dengan pemandangan wisata pantai yang eksotik menjadi modal utama bagi kampung Mandeh untuk bangkit menjadi kawasan wisata bahari di kawasan pulau Sumatera. Konon, asal mula dari kampung Mandeh ini berasal dari seringnya para pedagang berdatangan ke daerah ini, baik dari darat maupun dari laut. Tapi sayang, disaat para pendatang tersebut bertamu ke kampung, dan hendak makan. Tidak satupun mereka temui kedai-kedai nasi. Tanpa pikir panjang para pendatang tersebut meminta makanan ke setiap rumah penduduk kepada seorang ibu di tiap-tiap rumah. Nah, ibu inilah dalam bahasa Minang dinamakan dengan sebutan Mandeh. Seorang wanita lanjang, yang memiliki tingkah laku yang mulia. Diantara tugasnya ialah, menyediakan hidangan makanan bagi keluarga. Maka, dari situlah kampung Mandeh ini berasal. Peran seorang wanita lajang yang memiliki tingkah laku mulia dengan tanpa pamrih memberikan makanan kepada para pedagang dengan ikhlas. Untuk mengabadikan kebaikannya, pendatang yang berdatangan ke kampung ini memberikan nama kampung tersebut, Kampung Mandeh. Kampung dimana akan ditemui keelokan seorang ibu. Hingga kini, keadaan itu masih mentradisonal di kawasan kampung Mandeh. Setiap datang wisatawan yang bertamu ke sini, pasti makannya bertamu ke rumah mandeh/ibu di setiap rumah penduduk. Sampai saat sekarang kawasan mandeh dikenal dengan pepatah Minangnya Pulau setan dilaman mandeh Tampak nagari sungai Nyalo Bagai intan dipaluik ameh Loyak dituruik nak dibawo Bahasa Indonesianya Pulau setan di halaman Mandeh Terlihat nagari sungai Nyalo Seperti intan dibalut emas Layak dikunjungi untuk dibawa Pepatah Minang diatas, menggambarkan keeksotikan kampung Mandeh. Pesona alam yang dimiliki bagaikan intan dibalut emas. Kampungnya yang di kelilingi bukit batu, kawasan darat yang dihadapan pada sebuah pantai berpasir putih berlaut hijau, dengan riak air laut yang tenang. Menjadi daya tarik tersedir bagi wisatawan berkunjung ke kampung ini. Tak sekadar itu, kampung Mandeh di kelilingi pula oleh hutan bakau/mangrov, yang menjadi pagar bagi kampung ini disaat pasang naik. Susunan bakau yang berjejeran di sepanjang jalan membuat mata enak memandang. Walau hanya, sebagai kampung, kawasan wisata di kampung Mandeh ini telah memiliki jalan yang beraspal beton. Hal ini, tentunya menjadi semangat bagi wisatawan untuk berwisata di pantai Mandeh. Eksotik pantai Mandeh tidak saja diperlihatkan dari alamnya semata. Jika berkunjungn ke daerah ini, kita akan disambut dengan jejeran rumah penduduk yang dikelilingi oleh genangan air laut dan pohon mangrov. Ini tentunya menjadi pemandangan yang aduhai untuk dinikmati bola mata. Apalagi sudah memasuki kawasan pantai yang hanya berjarak beberapa meter saja dari kampung Mandeh. Tak, asik rasanya berkunjung ke kawasan ini, tanpa menikmati makan khas kampung Mandeh. Paling tidak kita bisa mencicipi makan tersebut di rumah Mandeh/ibu. Diantara makan yang menjadi andalan bagi kampung Mandeh yang disajikan buat wisatawan yaitu, Randang Lokan, Kalio Timo dan Kalio Lokan. Randang, lokan sendiri memiliki cita rasa yang khas jika dibandingkan dengan masakan randang lainya. Masakan ini, terbuat dari kelapa dengan dicampur daging lokan. Beda dengan rendang biasa yang dimasak dengan daging sapi, kambing atau itik. Kalio Timo, juga tak kalah sedapnya. Masakan ini, bisa kita dapat di sepanjang pantai Mandeh. Masakan dengan sajian utama timo laut ini dimasak berkuah. Nah, ini asik santap dengan nasi di tepi pantai Mandeh, sembari menikmati riak-riak kecil air laut dengan sepoian angin yang dikipas pohon kelapa. Tak salah pesona bahari yang diperlihatkan kampung Mandeh membuat para wisatawan menyebutnya dengan julukan "The Paradise of The South". Mandeh yang kokoh dengan gugusan pulau-pulaunya bagaikan terapung di atas permukaan laut. Kawasan Wisata Mandeh berpotensi untuk kegiatan diving, snorkeling, sunset,windsurfing, trekking, rock climbing, ski air, jet ski, camping dan kegiatan wisata lainnya yang bakal membuat anda tak ingin meninggalkannya. MITOLOGIRakyat Kampung Mandeh Dekat dengan HarimauJika ada orang yang melakukan perbuatan jahat di kawasan ini seperti mencuri, pastilah si pencuri tersebut, tidak akan tau jalan keluar dari kampung Mandeh. Selain itu tampek ini juga menjadi tanda bagi masyarakat setempat untuk melihat gejala-gejala alam. Jika ada gempa, badai, air laut pasang dan lain sebagainya pasti tampek ini mengerluarkan bunyi malam harinya. Bunyi yang dikeluarkan seperti batu mau jatuh yang berderik-derik. Jika, ada pendatang yang salah bicara, dengan maksud jahat, jangan harap akan lepas dari ganguan mahklup halus. Karena, itu jika masuk kawasan ini mesti santun dan ramah. Tak hanya itu, kawasan mandeh juga sering dimasungki binatang buas jenis harimau. Menurut penuturan warga setempat, harimau tersebut masuk, saat ia melihat harimau dari daerah lain yang masuk dengan tujuan ingin berbuat jahat, seperti memakan makan ternak, menakuti warga dan lain sebagainya. Harimau di kawasan sekitar bukit di kampung Mandeh inilah, yang melindungi warga dari cengkraman harimau jahat. Disamping, itu harimau yang menjadi dewa pelindung bagi warga ini, juga sering menampak badannya. Penuturan rakyat kampung Madeh, harimau tersebut datang untuk diobati. Kadang, harimau itu sakit perut, berpanu dan luka-luka. "Dia itu cuma datang saja ke rumah penduduk dengan tenang tanpa ada gerak mengganggu. Itu menandakan, harimau tersebut membutuhkan pertolongan. Nah penduduk disilah yang mengobati keluhannya. Kadang saat, diobati harimau tersebut tak tergangung jika dipegang atau dielus-elus warga", tutur uni parida salah seorang warga kampung Mandeh. | |||
Senin, 25 Januari 2010
Asal Mula Mandeh
Langganan:
Postingan (Atom)